Sabtu, 05 Maret 2011

SISTEM KOMNIKASI NIRKABEL

Sistem komunikasi tanpa kabel mengalami perkembangan yang sangat pesat pada beberapa dekade terakhir, karena adanya teknologi yang memungkinkan berkembangnya sistem spektrum tersebar. Dari sejarah perkembangan di bidang komunikasi bergerak terjadi sangat lambat dan berkaitan erat dengan pembauran teknologi. Kemampuan untuk menyediakan komunikasi tanpa kabel bagi seluruh populasi sangat sulit dibayangkan sampai Bell Laboratory mengembangkan konsep seluler pada tahun 1960 dan 1970. Dengan berkembangnya perangkat keras frekuensi radio benda padat pada tahun 1970-an, era komunikasi tanpa kabel telah dilahirkan. Perkembangan yang sangat pesat dalam sistem radio seluler dan sistem komunikasi personal di seluruh dunia secara langsung sangat berpengaruh sekali terhadap teknologi baru pada tahun 1970-an. Perkembangan sistem komunikasi portable dan sistem komunikasi bergerak akan berkaitan erat dengan alokasi spektrum radio, yang berpengaruh atau mendukung pelayanan yang tersebar sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi dalam proses sinyal, akses jaringan dan daerah cakupan jaringan.
Perkembangan data di pasaran menunjukkan bahwa sistem komunikasi tanpa kabel telah berkembang menjadi sangat populer di lingkungan konsumen. Pada tahun 1934, 194 sistem radio polisi Kotapraja dan 58 stasiun polisi negara bagian telah mengadopsi sistem komunikasi bergerak bermodulasi amplitudo untuk keperluan publik di Amerika Serikat. Diperkirakan ada 5000 radio yang dipasang pada terminal bergerak pada pertengahan tahun dan derau pada kendaraan masih menjadi kendala pokok pada pemakai sistem komunikasi bergerak yang masih dalam tahap permulaan ini. Pada tahun 1935, Edwin Amstrong mendemonstrasikan sistem Modulasi Frekuensi (FM) untuk pertama kalinya, dan sejak akhir 1930-an FM telah menjadi teknik modulasi primer yang dipakai untuk sistem komunikasi bergerak di seluruh dunia. Perang Dunia II mempercepat kemampuan fabrikasi dan miniaturisasi di seluruh dunia dan kemampuan ini juga digunakan untuk keperluan perang.
Jumlah pemakai terminal bergerak di Amerika Serikat telah berkembang pesat dari beberapa ribu pada tahun 1940 menjadi 86 ribu pada tahun 1948, 695 ribu pada tahun 1958 dan sekitar 1,4 juta pemakai pada tahun 1962.
Sebagian besar dari terminal bergerak pada tahun 1960-an tidak dihubungkan ke PSTN (Public Switched Telephone Network/Jaringan Penyambungan Telepon Publik) dan karena itu tidak dapat secara langsung menghubungi suatu nomor telepon tertentu dari kendaraannya. Dengan perkembangan yang mendadak dalam radio CB (Citizen Band) dan aplikasi tanpa kabel seperti pembuka pintu garasi dan telepon-telepon, jumlah pemakai radio bergerak dan radio portable di tahun 1995 menjadi kira-kira 100 juta pemakai, atau sekitar 37% dari penduduk Amerika Serikat. Jumlah pemakai telepon seluler berkembang dari 25 ribu pada tahun 1984, menjadi kira-kira 160 ribu pada tahun 1994, dan sejak itu pelayanan tanpa kabel telah mengalami kenaikan jumlah pelanggan yang cukup pesat, yaitu lebih dari 50% per tahun. Pada awal abad 21 diperkirakan akan diperoleh jumlah yang sama antara pelanggan sistem tanpa kabel dengan jumlah pelanggan sistem kabel konvensional di seluruh dunia.

PERBANDINGAN SISTEM KOMUNIKASI DENGAN KABEL DAN SISTEM KOMUNIKASI TANPA KABEL
Pada prinsipnya, baik sistem komunikasi dengan kabel maupun sistem komunikasi tanpa kabel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian-uraian di bawah ini.
Sistem Komunikasi dengan Kabel
Sistem komunikasi dengan kabel merupakan sistem komunikasi dimana dalam semua sistem komunikasi menggunakan kabel. Pada prinsipnya, komponen pokok dari sistem komunikasi dengan kabel adalah berupa suatu sentral lokal telepon yang dikenal dengan Local exchange (LE). Di dalam LE ini terdapat suatu komponen yang dikenal dengan Main Distribution Frame (MDF/Rangka Pembagi Utama). Suatu rangkaian pengkabelan akan dihubungkan oleh rangkaian pengkabelan ke beberapa Distribution Point (DP/Kotak Pembagi). Dari DP ini baru dihubungkan melalui kabel distribusi ke beberapa pelanggan di sekitarnya. Jaringan kabel yang menghubungkan LE dengan beberapa RK disebut Kabel Primer, sedangkan kabel-kabel yang menghubungkan RK dengan beberapa DP disebut Kabel Sekunder.
Penyambungan kabel pada MDF diusahakan sefleksibel mungkin dalam arti dapat dilakukan interkoneksi atau pemindahan/penggantian sambungan dengan mudah. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pemasangan baru, perpindahan rumah pelanggan, pergantian nomor serta mengatasi kabel yang mengalami masalah.
Beberapa kelemahan jaringan kabel jika dibandingkan jaringan tanpa kabel (jaringan radio) adalah sebagai berikut:
  1. Proses pembangunan memakan banyak waktu.
  2. Tidak fleksibel dalam mengikuti perkembangan kota terutama di kota-kota yang berkembang secara sporadis.
  3. Memerlukan data calon pelanggan yang tepat dalam implementasinya.
  4. Memerlukan koordinasi antar instansi yang banyak.
  5. Memerlukan perangkat yang besar untuk pengimplementasian di daerah pedesaan (rural).
  6. Memiliki ketergantungan pada struktur kekerasan tanah sehingga ada lokasi-lokasi tertentu yang sulit atau tidak mungkin dilayani jaringan kabel.
  7. Biaya pemeliharaan yang tinggi.
Di luar bahasan di atas, pembangunan jaringan kabel juga sering menimbulkan masalah, antara lain:
  1. Pra desain dan detil desain:
  2. Perlu waktu yang lama (2 – 6 bulan)
  3. Kebanyakan data yang sudah ada (hasil desain sebelumnya) tidak sesuai dengan kenyataan (pengubahan pada saat pelaksanaan pembangunan).
  4. Kebanyakan pembangunan kota di Indonesia tidak sesuai dengan master plan pembangunan kota tersebut.
Pelaksanaan pembangunan:
Jangka waktu antara pra desain dan detail desain dengan pembangunan cukup lama, sehingga memerlukan pemeriksaan ulang terhadap hasil desain dan penyesuaian terhadap kondisi lapangan pada saat pelaksanaan pembangunan. Di samping itu juga diperlukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pekerjaan Umum (PU), IMB, PAM, Perumka, PLN dan Kepolisian.

Sistem Komunikasi tanpa Kabel
Sistem komunikasi tanpa kabel merupakan teknologi generasi setelah jaringan kabel. Perangkatnya pun lebih simpel daripada jaringan kabel. Semua kelebihan yang ada pada jaringan kabel ada pada sistem ini, beberapa kelebihan jaringan tanpa kabel jika dibandingkan dengan jaringan kabel antara lain sebagai berikut:
  1. Cepat dalam pembangunannya.
  2. Fleksibel dalam perkembangan kota.
  3. Dalam implementasi tidak memerlukan data calon pelanggan yang terlalu cepat, yang diperlukan hanyalah kepadatan area.
  4. Biaya implementasi untuk daerah rural relatif lebih kecil.
  5. Tidak bergantung pada kondisi kekerasan tanah.
  6. Biaya pemeliharaan yang relatif lebih kecil.
  7. Keuntungan dari sistem ini adalah:
  8. Kapasitas fleksibel, mulai puluhan sampai ratusan pelanggan.
  9. Percepatan instalasi
10.  Perencanaan tidak terlalu rumit
11.  Cakupan wilayah cukup luas.
12.  Dapat dikonfigurasi sesuai kondisi wilayah.
Kerugiannya adalah:
  1. Spektrum frekuensi terbatas.
  2. Adanya masalah interferensi yang disebabkan oleh interaksi non linier antara gelombang pembawa RF, man made noise (derau buatan manusia), dan interaksi dua sumber gelombang.
JENIS-JENIS SISTEM KOMUNIKASI TANPA KABEL
Kebanyakan orang sudah terbiasa dengan sejumlah sistem komunikasi radio bergerak yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi biaya, kompleksitas, unjuk kerja dan jenis-jenis pelayanan yang ditawarkan dari tiap-tiap penyedia pelayanan dari tiap-tiap sistem bergerak ini berbeda. Syarat-syarat pokok dari fasilitas sistem telepon adalah:
  1. Kualitas baik.
  2. Pelayanan penyambungan yang cepat.
  3. Mempunyai nilai tambah pengembangan sumber daya manusia (SDM).
  4. Teknologi tepat guna.
  5. Ekonomis dan harga terjangkau.
Sistem transmisi tanpa kabel dapat dikelompokkan menjadi sistem simplek, half duplek, maupun full duplek. Pada sistem simplek, komunikasi hanya terjadi satu arah. Sistem paging, di mana pesan yang diterima tidak diberitahukan ulang, merupakan sistem simplek. Sistem radio half duplek memungkinkan komunikasi dua arah, tetapi memakai satu kanal yang sama. Baik untuk pengiriman maupun untuk penerimaan. Hal ini berarti pemakai hanya dapat mengirim atau menerima informasi pada jangka waktu tertentu. Pada sistem full duplek, pengiriman dan penerimaan informasi bisa dilakukan pada waktu bersamaan. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan dua kanal terpisah secara bersama-sama (Frequency Division Duplek/FDD) atau selang waktu yang berbatasan pada sebuah kanal radio tunggal (Time Division Duplek/TDD) untuk komunikasi antara pemakai.
FDD menyediakan kanal transmisi radio yang simultan dari pelanggan ke base station, sehingga keduanya secara konstan dan bersamaan dapat mengirim dan menerima informasi. Pada base station, antara pemancar dan antena penerima terpisah untuk menyediakan dua kanal yang berbeda. Meskipun demikian, pada unit pelanggan, terdapat sebuah antena saja yang digunakan baik untuk pengiriman maupun untuk penerimaan dari base station, dan sebuah perangkat yang dikenal sebagai duplexer dipakai dalam unit pelanggan, sehingga dapat melakukan pengiriman dan penerimaan secara bersamaan. Untuk menyediakan FDD perlu adanya pemisah antara frekuensi pancar dan frekuensi terima kira-kira sebesar 5% dari frekuensi RF nominal, sehingga duplexer dapat menyediakan isolasi yang cukup.
TDD berlandaskan pada kenyataan bahwa dimungkinkan untuk membagi sebuah kanal radio tunggal dalam kawasan waktu. Waktu pengiriman dan waktu penerimaan dibedakan melalui waktu pencuplikannya. Jika laju transmisi data suatu kanal jauh lebih besar daripada laju data di ujungnya, maka dimungkinkan untuk menyimpan kumpulan informasi dan menyediakan tampilan operasi full duplek ke pemakai meskipun tidak ada dua transmisi radio yang simultan. TDD hanya mungkin dilakukan dengan format transmisi digital dan modulasi digital.

CordlessTelephone System
Sistem telepon cordless merupakan sistem komunikasi full duplex yang menggunakan radio untuk menghubungkan gagang yang dapat dipindahkan (portable handset) dengan base station yang bersangkutan yang kemudian dihubungkan dengan saluran telepon yang bersangkutan dengan sebuah nomor telepon yang spesifik pada PSTN (Public Swictched Telephone Network). Pada generasi pertama pada telepon ini, unit portable hanya dapat berkomunikasi dengan base unit yang bersangkutan dan hanya dengan jarak beberapa puluh meter. Sistem ini semata-mata beroperasi sebagai telepon tambahan bagi sebuah pemancar yang dihubungkan ke saluran pelanggan pada PSTN yang mana pertama-tama dipakai di rumah.
Generasi kedua dari sistem telepon ini yang baru-baru telah diperkenalkan, memungkinkan pelanggan untuk memakai gagang teleponnya pada lokasi-lokasi di luar rumah, di pusat-pusat toko. Telepon-telepon cordless yang modern kadang-kadang dikombinasikan dengan penerima paging (paging receiver) sedemikian hingga seorang pelanggan dapat menerima pesan yang kemudian menanggapi pesan tersebut dengan memakai telepon cordless. Sistem telepon ini menyediakan jangkauan dan mobilitas yang terbatas bagi pemakai, di mana biasanya tidak dimungkinkan untuk menjaga sebuah sambungan jika generasi kedua yang khusus menyediakan jangkauan yang lebih dari beberapa ratus meter.

Sistem Telepon Selular
Sistem telepon selular menyediakan hubungan tanpa kabel ke PSTN untuk berbagai lokasi pemakai dalam jangkauan radio dari sebuah sistem. Sistem selular menampung sejumlah besar pemakai pada suatu daerah geografis yang luas di dalam spektrum frekuensi yang terbatas. Sistem radio selular menyediakan kualitas pelayanan yang tinggi yang sering kali diperbandingkan dengan kualitas pelayanan sistem telepon saluran tanah (landline telephone system). Kapasitas yang tinggi diperoleh dengan membatasi lingkup tiap-tiap pemancar base station yang lain yang ditempatkan pada jarak tertentu. Teknik pensaklaran yang rumit yang disebut hand off, memungkinkan sebuah panggilan untuk diproses tanpa mengalami interupsi saat pemakai bergerak dari suatu sel ke sel lain.
Sebuah sistem selular dasar yang terdiri dari stasiun bergerak (mobile station), base station dan MSC (Mobile Switching Center), karena MSC bertanggung jawab untuk menghubungkan seluruh stasiun bergerak ke PSTN dalam sebuah sistem selular.
Tiap-tiap stasiun bergerak berkomunikasi lewat radio dengan stasiun bergerak lainnya dalam sebuah base station dan dapat dihubungkan dengan base station-base station lainnya dalam suatu durasi sambungan. Stasiun bergerak terdiri dari sebuah penerima (pemancar – penerima), sebuah antena, dan untai kendali, yang mungkin dipasang dalam sebuah kendaraan atau berupa gagang yang dapat dipindahkan (portable hand-held). Base station terdiri dari beberapa pemancar dan penerima yang secara simultan menangani komunikasi full duplex dan secara umum memiliki menara-menara yang mendukung beberapa antena pemancar dan penerima. Base station berperan sebagai sebuah jembatan antar seluruh pesawat bergerak dalam sebuah sel dan menghubungkan panggilan-panggilan dari terminal-terminal bergerak secara simultan lewat saluran telepon atau jalan gelombang mikro ke MSC. MSC mengkoordinasi aktivitas dari seluruh Base station dan menghubungkan seluruh sistem selular ke PSTN. Sebuah MSC yang khas menangani 100.000 pelanggan selular dan 5000 pembicaraan secara serempak dalam waktu mengakomodasi seluruh pembiayaan dan fungsi perawatan sistem sebaik mungkin.
Komunikasi antara base station dan terminal penggerak ditentukan oleh suatu standar CAI (Common Air Interface) yang menspesifikasikan empat kanal yang berbeda. Kanal-kanal yang dipakai untuk transmisi suara dari base station ke terminal bergerak dikenal dengan nama FVC (Forward Voice Channels) dan kanal yang dipakai untuk transmisi suara dari terminal bergerak ke base station disebut dengan FCC (Forward Control Channels) dan RCC (Reserve Control Cannels). Kanal-kanal kerapkali disebut dengan kanal penyusun (setup channel). Karena kanal-kanal tersebut hanya dilibatkan dalam penyusunan suatu sambungan dan memindahkan sambungan tersebut ke kanal suara yang tidak dipakai. Kanal kendali memancarkan dan menerima pesan data yang membawa permulaan sambungan dan permintaan pelayanan, dan dimonitor oleh terminal bergerak saat tidak ada sambungan.

Perbandingan antara Sistem Selular dengan Wireless Loop Carrier
Dari uraian-uraian di atas maka dapat dilakukan perbandingan antara sistem selular dengan sistem wireless loop carrier. Sistem selular umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Memerlukan sentral khusus untuk sistem selular
  2. Radius pelayanan per sel sangat kecil
  3. Memerlukan base station yang sangat banyak (multi sel)
  4. Tidak digunakan untuk memecahkan masalah idle capacity
  5. Tidak cocok untuk daerah rural.
  6. Mempunyai kemampuan roaming
  7. Mobilitas pelanggan sangat tinggi
  8. Tidak tepat jika digunakan sebagai pengganti jaringan kabel.
  9. Sedangkan sistem telepon cordless atau wireless loop carrier memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
10.  Tidak memerlukan sentral khusus atau dapat digunakan segala jenis sentral
11.  Radius pelayanan per stasiun jaringan (network station) relatif besar (sel besar)
12.  Tepat untuk memecahkan permasalahan idle capacity
13.  Cocok untuk daerah rural maupun kota besar
14.  Tidak memerlukan kemampuan roaming
15.  Tidak dapat digunakan untuk pelanggan dengan mobilitas tinggi
Sangat tepat jika digunakan sebagai pengganti sistem jaringan kabel karena seluruh keistimewaannya pada sistem kabel terdapat pada sistem ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar